Senin, 30 September 2013

Semua Bermula Dari Sini

           Maruf, demikian orang-orang memanggilku. Aku adalah anak kelima dari enam bersaudara sebagai buah dari kasih sayang antara Arifin S dan Masnah R. Sebagai keluarga yang memiliki banyak anak, orang tuaku yang seorang pensiunan guru dan seorang guru termasuk sulit dalam menaggung semua biaya pendidikan kami. Tapi mereka sangat tegar dan kuat membiayai kami dengan mengerahkan semua kemampuan mereka.

            Dengan penuh dengan kasih sayang orang tuaku membesarkanku sehingga hingga saat ini aku dapat menikmati indahnya bagaimana menjadi seorang pejuang ilmu, semua hal telah mereka lakukan dalam usahanya untuk membiayai anaknya ini demi menggapai citanya dihari kelak. Untuk melengkapi keuangan keluarga yang pas, kami pernah  menjual es manis yang dijajakan di SLTP tempat orang tuaku mengajar dengan ayahku sebagai direktur usaha, ibu sebagai menejer kemudian aku dan kakak-kakakku menjadi pekerja sekaligus bidang pemasaran (sebagai penjual kelilingnya). Dasar usaha kecil-kecilan jadi frekwensi gulung tikarnya juga besar, ketika musim panas berakhir dan masuk musim hujan orang-orangpun sudah mulai goyah dalam membeli es manis yang kami jajakan. Namun hal ini tidak membuat ayah dan ibuku menyerah, kamipun segera banting stir dari usaha es manis ke jualah tahu isi. Usaha ini lumayan baik karena musim tidak mempengaruhinya namun konsekwensinya juga lumayan orang tuaku harus bangun pagi cepat bahkan sebelum ayam berkokok orang tuaku sudah bangun pagi karena harus mempersiapkan(menggoreng tahu) dan mempersiapkan isi dari tahu tersebut, namun raut pilu, keluh dan lelah tidak pernah sedikit kulihat di wajah mereka, bahkan ditiap malam mereka selalu mendoakan kami dalam setiap tahajjud mereka. Semua itu mereka lakukan semata-mata demi kami anak-anak mereka.

            Dari hal-hal semacam inilah mereka mengajarkanku banyak pelajaran hidup. Tanggung jawab adalah pelajaran yang paling mereka tekankan kepadaku. Dengan berjualan es manis dan tahu isi ini saya diberikan tugas sebagai penaggung jawab atas selamat tidaknya tahu isi dan es manis ini dari rumah di pagi hari ke toko makanan sampai ke rumah lagi sore harinya sampai ke keuntungan penjualan yang diperolehpun saya yang bertanggung jawab mengambilnya ke toko. kemudian satu lagi elajaran hidup yang sangat mengakar di hati saya adalah kejujuran. kata orang-orang kejujuran itu mahal tapi menurut saya justru kejujuran itu tidak bisa dinilai dengan mata uang apapun dan dari berjualan ini saya belajar kejujuran. Dengan uang keuntungan yang saya peroleh dari toko makanan bukan tidak mungkin saya memanfaatkannya untuk hal-hal yang tidak baik, namun karena orang tua saya sering mengajarkan kalau kejujuran itu adalah mutiara yang semua orang bisa memilikinya maka saya memutuskan untuk memelihara dan memoles mutiara yang saya miliki ini setiap hari.

Melihat perjuangan yang mereka lakukan dengan berdasar pada seruan Allah untuk berbakti kepada kedua orang tua maka aku berjanji akan membahagiakan orangtuaku dengan menjadi anak yang berbakti dan menempuh sekolah yang setinggi-tingginya seperti harapan dari kedua orang tuaku dan bisa mendirikan suatu perusahaan yang dapat membantu orang-orang yang yang kurang mampu yang ada dsekitarku sebagaimana ibuku selalu berkata yg dia kutif dari hadist Rasulullah SAW. “sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang-orang yang ada disekitarnya”. 
 
Tanggal 6 Juli 2012 adalah hari yang sangat berjasa dalam hidupku. Mengapa tidak, pada hari itu adalah hari yang sangat menentukan karena hari itu hasil dari SNMPTN jalur ujian tulis diumumkan dan Alhamdulillahirabbilalamin aku diterima di ITB jurusan FTSL. hari itu babak baru dalam hidupku dimulai.Setelah satu tahun menjalani masa-masa TPB di ITB akhirnya saya memilih Jurusan Teknik Kelautan (Ocean Engineering). ceritanya panjang kenapa saya memilih jurusan ini lain kali saya ceritain yaaa...jurusan ini sangat pas dan sangat sesuai dengan passion yang saya miliki. mudah-mudahan ini dapat menjadi fasilitas bagi saya dalam mewujudkan cita-cita saya kelak.
 
           Tokoh idola saya adalah Rasulullah SAW. Beliau jujur, cerdas, memegang amanah, dan menyapaikan kebenaran. Memegang teguh ajaran-ajaran islam dan mampu bergaul dengan baik dengan orang orang yang ia pimpin. dengan segala amanah dan cita-cita yang saya sudah berkomitmen ini, Saya akan tetap berusaha/belajar dengan sungguh-sungguh demi mewujudkan cita-cita saya sebagaimana pepatah, man jadda wa jada, barang siapa yang bersungguh-sungguh maka mendapatlah ia.

-wakhazmiri

Senin, 09 September 2013

Dialog Bayi dengan Tuhan


Suatu ketika..
seorang bayi siap untuk dilahirkan kedunia...

Menjelang diturunkan dia bertanya kepada Tuhan,"Para malaikat menyatakan bahwa esok Engkau akan mengirimkanku kedunia, tetapi bagaimana cara saya hidup disana, saya begitu kecil dan lemah." Kata si bayi.

Tuhan menjawab,"Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,"

"Tapi di surga apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa. ini cukup bagi saya untuk bahagia". Kata si bay.

Tuhanpun menjawab,"Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih bahagia".

Si bayipun bartanya kembali,"Dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepada-Mu?"
sekali lagi tuhan menjawab,"Malaikatmu akan mengajarkanmu bagaimana cara berdoa".

Si bayi masih belum puas, iapun bertanya lagi,"Saya mendengar bahwa di Bumi banyak orang jahat. Siapa yang akan melindungi saya?

Dengan penuh kesabaran tuhanpun menjawab,"Malaikatmu akan melindungimu dengan taruhan jiwanya sekalipun".

Si Bayi tetap belum puas dan melanjutkan peertanyaannya,"Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi."

Dan Tuhanpun menjawab,"malaikatmu akan mencveritakan kepadamu tentang aku dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesungguhnya Aku selalu berada di sisimu."

Saat itu surga begitu tenangnya sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang Bayi dengan suara lirih bertanya..

"Tuhan..
jika saya harus pergi sekarang bisakah Engkau memberitahukan siapa nama malaikat di rumahku nanti?"

Tuhanpu menjawab,"Kamu dapat memanggil malaikatmu

.................................................IBU.....................................................


kenanglah ibu yang selalu menyayangimu .
Untuk Ibu yang selalu meneteskan airmata ketika kau pergi.

Ingatlah engkau ketika Ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu.

Ingatlah engkau ketika jemari Ibu mengusap lembut kepalamu.

Dan ingatlah engkau ketika air mata menetes dari mata Ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit. Sekali jenguklah Ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan. Jangan biarkan engakau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang ketika Ibu telah tiada...Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita, tak ada lagi senyuman indah, tanda bahagia... yang ada hanyalah kamar kosong tiada penghuninya. yang ada hanyalah baju yang digantung dikamarnya.Tak ada lagi dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendoakanmu disetiap hembusan nafasnyaKembalilah segera, peluklah ibu yang selalu menyayangimu. Ciumlah kaki ibu yang selalu mendoakanmu dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya. kenanglah semua cinta dan kasih sayangnya. Ibu maafkan Aku, sampai kapanpun jasamu tak akan pernah terbalaskan..

-trustco trainer team-