Rabu, 07 September 2016

Proyek Deepwater Jadi Andalan Produksi Gas Masa Depan Indonesia

Setelah berseluncur di dunia maya akhirnya saya menemukan suatu artikel yang sangat menarik khususnya di dunia Minyak dan Gas Indonesia. Bagaimana tidak di era dengan harga minyak yang sangat tandus ini akhirnya ada secercah cahaya yang bisa mengembalikan semangat anak2 yang ingin berkarir di dunia offshore, Oil and Gas khususnya.

Sebagai seorang "calon Ocean Engineer" saya sangat senang dengan adanya Proyek pemerintah dalam kaitannya dengan peningkatan produksi Gas di indonesia ini. Pemerintah mencanangkan tiga proyek besar yang sangatlah erat hubungannya dengan keilmuan yang sedang saya pelajari ini. berikut adalah kutipan artikel dari situs Kementrian ESDM (Energi Dan Sumber Daya Mineral).

Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) sedang mengembangkan tiga proyek gas laut dalam yaitu proyek Indonesia Deepwater Development (IDD); Lapangan Abadi Blok Masela; dan Lapangan Jangkrik Blok Muara Bakau. Ketiga proyek ini diharapkan mulai mengalirkan gas dalam lima tahun ke depan.

Proyek IDD dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company (Cico) di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur. Sedangkan Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau, dikembangkan oleh Eni Muara Bakau b.v dilokasi yang bersebelahan dengan Cekungan Kutai. Lapangan Abadi, Blok Masela, dikembangkan oleh Inpex Masela Ltd di Laut Arafura.

“Ketiga proyek ini menjadi andalan produksi gas masa depan,” ujar Kepala Divisi Penunjang Operasi BPMIGAS Amir Hamzah dalam acara Rapat Kerja (Raker) Implementasi Regulasi Pemerintah Dalam Proyek Indonesia Deepwater Development; Lapangan Abadi; dan Lapangan Jangkrik. Raker yang diadakan BPMIGAS di Surabaya, Kamis (9/2) ini bertujuan untuk mensinergikan pemangku kepentingan agar pelaksanaan proyek strategis ini dapat berjalan lancar.

Berikut profil ketiga proyek laut dalam tersebut:


Indonesia Deepwater Development

Indonesia Deepwater Development atau lebih dikenal dengan nama IDD merupakan proyek laut dalam yang dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company (Cico) melalui empat production sharing contract yaitu: PSC Ganal, Rapak, Makassar Strait dan Muara Bakau. Terdapat lima lapangan gas yang akan dikembangkan dalam proyek IDD ini yaitu Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha dan Gandang.

Cico akan mengembangkan 28 sumur bawah laut di lima lapangan yang terintegrasi melalui dua floating production unit (FPU) hub dan satu subsea tie-back. Dua FPU hub tersebut adalah Hub Gendalo yang merupakan fasilitas yang akan mengintegrasikan Lapangan Gendalo, Maha, dan Gandang di kedalaman 2.200 sampai 5.600 kaki dan Hub Gehem yaitu fasilitas produksi Lapangan Gehem di kedalaman 6.000 kaki. Sementara Lapangan Bangka di kedalaman 3.200 kaki akan menjadi subsea tie back ke FPU West Seno yang sudah ada dan dioperasikan oleh Chevron. Fasilitas ini diperkirakan akan membutuhkan investasi antara US$ 4 sampai 7 miliar dolar.

Front-end engineering design (FEED) untuk Lapangan Bangka telah selesai pada Desember 2011, sedangkan FEED untuk Gendalo- Gehem diharapkan bisa rampung pada April tahun ini.

Chevron menyampaikan bahwa perusahaan tersebut mengharapkan final investment decision (FID) untuk Lapangan Bangka bisa dibuat di tahun 2013, sedangkan FID untuk Hub Gendalo dan Gehem setahun kemudian. Lapangan Bangka diharapkan mulai menghasilkan gas di tahun 2015, sedangkan produksi di Hub Gendalo dan Gehem masing-masing diharapkan bisa terwujud di tahun 2017 dan 2018.

Lapangan Abadi, Blok Masela

Lapangan Abadi yang merupakan bagian dari Blok Masela dikembangkan oleh Inpex Masela LTD. Lapangan gas yang berlokasi di Laut Arafura ini diperkirakan memiliki cadangan gas  terbukti sebesar 6.05 triliun kaki kubik (TCF). Dalam Plan of Development pertama (POD I) yang disetujui Desember 2010, kontraktor akan membangun kilang LNG terapung dengan kapasitas 2.5 juta ton per tahun (MTPA). Fasilitas yang membutuhkan investasi sebesar US$5 miliar ini diharapkan dapat mulai berproduksi pada akhir 2016.

Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau

Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Muara Bakau ditandatangani pada 30 Desember 2002. Lapangan Jangkrik sendiri ditemukan kemudian di tahun 2009. Lapangan ini berlokasi pada kedalaman air 450 meter dengan jarak 70 kilometer dari arah timur Balikpapan. Lokasi ini sangat ideal untuk pengembangan proyek gas karena dekat dengan sistem pemipaan Kalimantan Timur dan fasilitas LNG Bontang.

Proyek ini dikembangkan oleh Eni Muara Bakau b.v. Plan of Development (POD) lapangan ini disetujui menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM) pada 29 November 2011. Lapangan Jangkrik diharapkan bisa berproduksi tahun 2015. 

(Sumber : BP Migas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar